Sonntag, 3. Januar 2010

Rezept für 2010


"Man nehme 12 Monate, putze sie sauber von Neid, Bitterkeit,
Geiz, Pedanterie und zerlege sie in 30 oder 31 Teile,
so dass der Vorrat für ein Jahr reicht. Jeder Tag wird einzeln
angerichtet aus 1 Teil Arbeit und 2 Teilen Frohsinn und Humor.
Man füge 3 gehäufte Esslöffel Optimismus hinzu,
1 Teelöffel Toleranz, 1 Körnchen Ironie und 1 Prise Takt.
Dann wird die Masse mit sehr viel Liebe übergossen.
Das fertige Gericht schmücke man mit Sträußchen
kleiner Aufmerksamkeiten und serviere es täglich mit Heiterkeit."

Catharina Elisabeth Goethe (1731-1808),
Mutter von Johann Wolfgang von Goethe

Coba diterjemahin:
" Ambil 12 bulan, bersihkan dari rasa iri, pahit hati,
pelit, itung2an dan bagi menjadi 30 atau 31 bagian,
sehingga cukup untuk disimpan dalam satu tahun.
setiap hari disidangkan terpisah terdiri dari
1 bagian kerja dan 2 bagian keceriaan dan humor.
Tambahkan 3 sendok makan rasa optimis,
1 sendok teh toleransi, 1 biji ironi dan sedikit respekt.
Kemudian adonan dituang dengan cinta yang banyak.
Hidangan yang sudah jadi dihias dengan bunga perhatian
dan dihidangkan setiap hari dengan keceriaan."

Catharina Elisabeth Goethe (1731-1808),
Ibu dari Johann Wolfgang von Goethe

bikultur

Dua kultur... alias bikultur.. dalam bahasa indonesia mungkin bikulturalitas... menjadi tema yang amat gempar di jerman kalau sedang membahas tentang tema integrasi para imigran terutama imigran turki. Titik berat pembicaraan tersebut terletak pada kritik orang-orang jerman ttg kemampuan berbahasa jerman org2 turki. kritik2 tersebut contohnya: "udah lama di jerman kok bhs jermannya gak lancar2!", " anak2nya lahir dan besar di jerman kok tetep aja bhs jermannya gak lancar2". lalu kemudian dibicarakan kesalahan keluarga2 turki yg kebanyakan di dlm keluarganya hanya memakai bhs turki. anak2 mereka jadi gak lancar bhs jermannya katanya. masalahnya anak2 turki generasi ketiga di jerman memang kasian: bhs jerman mereka gak lancar (tulisannya, lisannya sih lancar), bhs turki pun mereka sudah gak beres lagi. lalu ide2 penyelesaian mulai dicetuskan: dari kecil harus masuk playgroup (jarang org turki masuk playgroup karena mahal), org tuanya hrs lancar berbhs jerman, dll, dll, dll....

kemarin saya baru pulang dari singapur... suatu negara yg mempunyai 4 bahasa nasional. inggris, mandarin, tamil dan melayu. hei... bikulturalitas bukan masalh di singapur. mereka semua berbahasa inggris (yang jujur aja aksennya aneh...) dan mereka di sekolah belajar bhs ibu mereka. identitas mereka pun jelas.... seorg singapur akan mengaku saya org cina/india/melayu berwarganegara singapur.

memang jerman belum biasa jadi negara tujuan imigran. masalah integrasi di jerman pokoknya bukan hanya masalah bahsa, tetapi juga masalah sosial. kenapa juga status sosial org2 turki itu kebanyakan rendah?? kenapa juga di jerman masih sering dipertanyakan asal usul seseorang??