Sonntag, 3. Januar 2010

bikultur

Dua kultur... alias bikultur.. dalam bahasa indonesia mungkin bikulturalitas... menjadi tema yang amat gempar di jerman kalau sedang membahas tentang tema integrasi para imigran terutama imigran turki. Titik berat pembicaraan tersebut terletak pada kritik orang-orang jerman ttg kemampuan berbahasa jerman org2 turki. kritik2 tersebut contohnya: "udah lama di jerman kok bhs jermannya gak lancar2!", " anak2nya lahir dan besar di jerman kok tetep aja bhs jermannya gak lancar2". lalu kemudian dibicarakan kesalahan keluarga2 turki yg kebanyakan di dlm keluarganya hanya memakai bhs turki. anak2 mereka jadi gak lancar bhs jermannya katanya. masalahnya anak2 turki generasi ketiga di jerman memang kasian: bhs jerman mereka gak lancar (tulisannya, lisannya sih lancar), bhs turki pun mereka sudah gak beres lagi. lalu ide2 penyelesaian mulai dicetuskan: dari kecil harus masuk playgroup (jarang org turki masuk playgroup karena mahal), org tuanya hrs lancar berbhs jerman, dll, dll, dll....

kemarin saya baru pulang dari singapur... suatu negara yg mempunyai 4 bahasa nasional. inggris, mandarin, tamil dan melayu. hei... bikulturalitas bukan masalh di singapur. mereka semua berbahasa inggris (yang jujur aja aksennya aneh...) dan mereka di sekolah belajar bhs ibu mereka. identitas mereka pun jelas.... seorg singapur akan mengaku saya org cina/india/melayu berwarganegara singapur.

memang jerman belum biasa jadi negara tujuan imigran. masalah integrasi di jerman pokoknya bukan hanya masalah bahsa, tetapi juga masalah sosial. kenapa juga status sosial org2 turki itu kebanyakan rendah?? kenapa juga di jerman masih sering dipertanyakan asal usul seseorang??

Keine Kommentare: